clock

Korban Ujian Nasional

17.32 |



Menurut sumber yang saya baca yaitu Koran Media Indonesia tentang Pendidikan, yang terdapat pada artikel Itje Chodijah, mengemukakan bahwa ujian nasional wujud dari tidak terwjudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mangapa hal tersebut bisa terjadi? Karena keengganan untuk menegakkan rasa tanggung jawab memenuhi keadilan yang proporsional bagi siswa dan guru yang hidup denan akses geografi dan ekonomi terbatas. Ujian nasional memang sbagai alat ukur pendidikan nasional tetapi itu sangatlah tidak adil, kita mengetahui masih banyak sekolah-sekolah yang masih kekurangan baik dari sarana dan prasarana yang minim serta model pembelajaran dikelas yang tidak berjalan efisien dan efekif. Masalah-masalah inla yang semakin menguatkan ketidakadilan dalam pendidikan, betapa tidak adilnya mengevaluasi siswanya dengan alat ukur yang sama dengan siswa-siswa yang menerima layanan dan sarana prasarana yang lebih baik.
            Ujian nasional juga bertentangan dengan kurikulum, hal tersebut semakin dikuatkan dan sesuai dengan artikel yang ditulis Ahmad Baedowi, pada artikel tersebut dijelaskan bahwa kurikulum seharusnya menjadi acuan mengajar, karena kurikulum mempraktikan proses belajar-mengajar yang kreatif, membelajarkan siswa untuk berpengetahuan, mampu berpikir kritis, berkomunikasi dan bertingkah laku, dengan adanya UN yang dijadikan sebagai alat ukur pendidikan nasional, percuma saja kurikulum diterapkan didalam pendidikan Indonesia.  Akhirnya, proses belajar mengajar menjadi lebih sabagai media mengambil nilai siswa. Oleh karena itu, UN masih ditetapkan sebagai penentu kelulusan siswa.


            Mengenai pendapat dari artikel Itje Chodijah dan Ahmad Baedowi yang terdapat pada Koran Media Indonesia, saya setuju, bahwa UN itu wujud ketidakadilan dalam pendidikan dan banyak korban atau pihak yang dirugikan baik pihak dinas, sekolah, guru maupun siswa. Menurut saya, lebih baik UN tidak usah diadakan, karena bnyak sekali pihak-pihak yang dirugikan yaitu pihak sekolah terutama siswa yang menjadi korban dari Ujian Nasional. Banyak sekali alasan peserta didk atau siswa yang menolak adanya Ujian Nasional. Alasan tersebut antara lain peserta didik atau siswa tidak pernah diundang dalam konvensi UN, hal tersebut merupakan keputusan apakah UN harus dilaksanakan atau tidak, apabila siswa di undang pasti mereka akan menolak diadakannya Ujian Nasional tersebut. Ujian Nasional yang dijadikan sebagai standar kelulusan berdampak buruk bagi siswa yakni memberikan beban fisik dan psikologis  pada siswa, siswa harus menambah waktu belajarnya hingga menyita waktu untuk pengembanan diri dan mereka juga akan mengalami stress karena takut tidak lulus bahkan mereka bisa depresi hingga bunuh diri.
            Dari beberapa alasan tersebut, Ujian Nasional seharunya diperimbangkan kembali atau seharusnya tidak diadakan. Ujian Nasiona dianggap sebagai ‘ujian kelulusan berisiko tinggi bagi siswa, guru, sekolah dan dinas pendidikan daerah telah menyepelakan proses pendidikan dasar dan menengah menjadi hanya berfokus pada kelulusan UN semata. Negara tidak mempunyai hak untuk menentukan kelulusan siswa, pihak sekolah lah yang mengetahui keadaan siswa dalam proses belajar disekolah dan mempunyai hak untuk menentukan siswa tersebut  lulus atau tidak.


Read More

Karya Orang Indonesia yang di akui di Luar Negri

17.08 |



Di Indonesia banyak sekali orang-orang yang berkarya sesuai dengan skill atau keahlian yang mereka miliki, bahkan beberapa orang di Indonesia mampu berkarya sampai dunia Internasional dan karya nya pun diakui oleh negara-negara lain. 
            Dalam acara Kick Andy yang saya saksikan secara  langsung, acara tersebut membahas tentang orang-orang Indonesia yang berkarya diluar negri dan karya nya diakui oleh negara tersebut. Didalam acara tersebut di hadirkan tiga narasumber antara lain H. Ikhwan Syahroni, Eko Supriyanto, dan Ganahadi Ratnuatmadja. Ketiga narasumber tersebut  merupakan orang Indonesia yang mampu berkarya di luar negri.
            Narasumber yang pertama adalah Bapak H. Ikhwan Syahroni, beliau merupakan  orang indonesia yang bekerja sebagai chef atau juru masak  di kerajaan arab saudi. Perjalanan beliau di mulai ketika ia di undang untuk datang ke kedutaan besar arab saudi. Di dalam pertemuan tersebut ternyata beliau di tantang untuk memasak makanan dengan bahan baku yaitu roti. Beliau mendapatkan suatu ide untuk mencoba memasak krim sup, lalu ditengah beliau sedang memasak krim sup tersebut, duta besar arab saudi mencicipi krim supnya yang belum selesai di masak. Setelah mencicipi krim sup tersebut duta besar Arab Saudi langsung memutuskan untuk mengajak beliau bekerja di kerajaan Arab Saudi.
.           Setelah beberapa tahun bekerja di kerajaan arab Saudi, akhirnya beliau memutuskan untuk pulang kembali ke Indonesia. Dari pengalaman tersebut beliau tidak hanya bekerja di kerajaan Arab Saudi saja tetapi beliau disana juga belajar tentang masakan-masakan internasional. Dari hasil proses pembelajaran tersebut beliau dapat menguasai 620 jenis masakan dalam/ luar negri dan dapat memasak 99 macam nasi goreng baik dalam maupun luar negri. Dengan  segudang keahlian (skill) yang beliau miliki, akhirnya beliau dapat mengembangkan keahlian nya tersebut dengan mendirikan sebuah restoran yang bernama “Ayam Kudus”.
            Narasmber yang kedua adalah Eko Supriyanto, beliau merupakan seorang penari yang memiliki skill yang cukup tinggi. Beliau sendiri mengambil gelar master (S-2)  untuk bidang koreografi dan performans di Universitas California Los Angeles (UCLA). Sekarang, beliau adalah salah satu dosen di Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI).
            Pengalaman yang sangat penting dalam kariernya sebagai penari bermula ketika ia selesai menari untuk membantu temannya di Highways Performance Space, Los Angeles, Amerika Serikat. Waktu itu, ia sendiri tengah mengambil gelar master untuk bidang koreografi dan performans di Universitas California Los Angeles (UCLA). Seorang yang mengaku agen pencari bakat mendatanginya, memberinya kartu nama, dan menyarankan agar ia ikut audisi untuk Madonna yang tengah mencari penari. 
            Akhirnya beliau diminta orang tersebut untuk mengikuti audisi tersebut. Audisi tersebut sangatlah ketat dan diikuti ribuan orang yang mayoritas banyak diikuti oleh warga Amerika.  Setelah melewai beberapa tahap seleksi, beliau pun terpilih untuk menjadi penari di setiap konser Madonna. Disana beliau juga belajar dan dilatih untuk menjadi penari yang memiliki skill yang berkelas dunia. Hasil proses pembelajaran tersebut, beliau berhasil memadukan antara tarian daerah dengan tarian budaya barat. Hal ini merupakan salah satu alternatif unuk memperkenalkan tarian Indonesia ke negara lain dan tentunya akan meningkatkan kualitas seni tari yang ada di Indonesia.
            Narasumber yang terakhir yaitu satu-satunya orang Indonesia yang pernah menjadi pilot bagi orang nomor satu di Libya yaitu Presiden Muammar Khadafi. Beliau  bernama Ganahadi Ratnuatmadja, bagi seorang pilot Indonesia ini, Khadafi adalah sosok yang baik dan sangat dekat dengan orang-orang disekitarnya. Mantan pilot Garuda Indonesia ini pernah menjadi pilot resmi Khadafi kurang lebih selama 6 tahun.  
            Beliau mengawali karir nya di luar negri sebagai kapten pilot pesawat milik Kerajaan Kuwait, lalu beliau juga pernah menjadi pilot di Kerajaan Unit Emirat Arab (UEA), selanjutnya beliau juga pernah menjadi pilot di Kerajaan Qatar dan terakhir beliau dipercaya untuk menjadi pilot bagi orang nomor satu di Libya yaitu Presiden Muammar Khadafi. Di dalam perjalanan karirnya sebagai pilot, tentu saja diperlukan proses yang sangat panjang, beliau harus  melewati persyaratan dan seleksi yang amat ketat.
            Dari ketiga narasumber tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa menerapkan proses pembelajaran secara sungguh-sungguh dan tekun akan meningkatkan keahlian (skill) dan kualitas pada diri kita sendiri. Oleh karena itu, orang yang memiliki skill dan kualitas yang tinggi, tentu sangat dibutuhkan bagi bangsa, negara maupun negara lain sesuai bidang keahlian yang dikuasai.
Read More